Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pesan Ekonomi - Politik Pada Nama Surat ''Al-Baqarah''

image: alislamu.com
Pelita menyabet gelap dengan penerangannya, manusia bertugas mencari cahaya kehidupan itu untuk menyinari diri dan orang lain. Betapa semua risalah kehidupan telah diatur dan tertata di dalam Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah SAW. Ada sekitar 6000 lebih ayat dalam Al-Qur’an, Serta 114 surah bersemayam di 30 juz. Semuanya bermakna penuh arti, nama-nama surah pun terkandung banyak pesan di dalamnya. Namun masih sangat gelap bila hanya sekedar dibaca begitu saja, diperlukan perenungan dengan berbagai pendalaman pengetahuan.

Setiap perenungan dengan niat mengharap Ridho-Nya, penting untuk diyakini bila bisikan itu akan hadir memberi petunjuk, dan itulah petunjuk kebenaran sebagaimana Surah Al-Alaq ayat ke 5: allamal insaana maalam ya’lam: ‘’Dia (Allah) mengajarkan manusia apa yang tidak ia ketahui’’. Rasulullah menegaskan Innamal a’malu binniyat: ‘’Apapun yang kita lakukan tergantung dari niat’’.  

Di 114 Surah, nama-nama dalam Surah ini memiliki makna yang dalam, namun sering terabaikan. Kita kenal Al-Baqarah nama surah kategori awal dalam pembukuan yang dilakukan Ustman Bin Affan. Al-Baqarah berarti: Sapi Betina. Setiap ayat mengandung makna yang luas, pastinya juga dengan penamaan Surah yang di dalamnya ayat-ayat terkumpul. 

Al-Baqarah: Sapi Betina, kita akan berhenti pada pemaknaan ini. Karena hanya sekedar Sapi, Bila pada masa Rasulullah SAW, Bilal saat menjadi penyampai waktu shalat telah tiba, Bilal memiliki suara yang jernih terdengar hingga beberapa kilometer. Di Nusantara saat awal masuknya Islam, Wali songo menirukan cara Rasulullah, tetapi tidak dengan manusia melainkan menggunakan kulit Sapi. Untuk yang pertama kalinya yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah sebelumnya, Wali Songo menciptakan beduk dari kulit sapi sebagai penyampai waktu shalat akan tiba. 

Kali ini suara beduk tidak hanya dibunyikan pada saat shalat Jumat, setiap bulan Ramadhan adalah bulannya beduk mewarnai hari-hari puasa, dengan aneka irama yang sedap di telinga, dan di beberapa tempat menjadi tanda waktu berbuka puasa. Beduk terbuat dari kulit sapi: Mari sekedar merenung, ada Bahasa Al-Baqarah di sana.

Tidak hanya berhenti itu, perkembangan zaman yang terus bergerak, di Eropa kulit sapi dimanfaatkan sebagai penghangat tubuh dengan menjadikannya jaket. Tentunya kualitas yang dimiliki jauh lebih baik dibanding buatan manusia. Pada masa Rasulullah, sapi sempat dijadikan sebagai simbol sesembahan oleh kaum Qurays. Rasulullah tidak lantas menghardik ataukah memberantas Sapi, meski kekuasaan Rasulullah begitu kuat pada saat itu. 

Sapi dengan berbagai keunikannya, Hidup subur di negara-negara Asia. Sapi bisa kita temukan di India, Indonesia, Australia, dan sebagian kecil di negara lainnya. Di sisi lain, Di tanah Toraja Sulawesi Selatan, Sapi digunakan untuk upacara adat, umumnya digunakan untuk upacara Kematian. Acara-acara tersebut mampu mendatangkan wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. 

Banyaknya pengunjung yang datang setiap tahunnya ke Tanah Toraja, memberikan dampak ekonomi bagi pemerintah dan warga setempat. Selain upacara-upacara tertentu, ada ‘’Tedong Bonga’’ sejenis Kerbau lebih mirip sapi tetapi dengan “spesies” berbeda, Yang memiliki harga fantastis hingga ratusan juta rupiah. Ciri khas dari ‘Tedong Bonga’’ ini bertanduk panjang dan bening. Semakin unik tanduk yang dimiliki, lebih mahal pula harganya.

Di Madura Jawa Timur, Sapi memeriahkan warga dengan perlombaan. Lomba Karapan Sapi yang mendatangkan banyak pengunjung untuk menikmati perlombaan tersebut. Selain bernilai ekonomi, perlombaan ini pun menjadi momen pengakraban antar warga, sekaligus pengenalan akan keanekaragaman budaya Negeri ini.   

Selain dijadikan beduk, dagingnya bisa kita konsumsi, tulang-tulang, Jeroan seperti paru-paru, jantung dan hati, laris terjual di warung-warung makan. Di Jawa, ususnya pun dijadikan kerupuk yang baik untuk dikonsumsi. Kemudian keunikan dari tanduk Sapi mendatangkan nilai ekonomi yang tinggi, Untuk di Australia yang mayoritas penduduknya non-muslim. Menurut penulis, banyak penerapan Al-Baqarah dengan sangat kompleks, di atas dari nilai-nilai berupa  daging, jeroan, perlombaan, dan keunikan tanduknya, Ada satu hal yang bernilai kesehatan yang oleh Australia dimanfaatkannya dengan baik. 

Sementara, Susu Dancow berasal dari Australia juga diserap dari Sapi betina. Mulai dari jantung kota sampai pada pelosok Desa akan kita temukan di warung-warung besar atau sederhana, bahkan sampai ke setiap rumah, sebagaimana Susu menjadi konsumsi terbaik dengan tingkat gizinya yang sempurna. Tidak hanya di Indonesia, bahkan bisa dikonsumsi oleh manusia ataupun binatang di Seluruh dunia. Jelaslah Al-Qur’an sebagai Rahmatan Lil Alamin: Sebagai rahmat seluruh alam semesta. Subhaanallah.., Memang cakupannya diterima di seluruh dunia.  

14 abad yang lalu, Rasulullah telah menyampaikan ayat ini. Dari Sapi, Toraja menjadi daerah yang maju. Dengan Sapi, membawa kebudayaan Madura dengan ke-khasannya. Australia menjadi Negara maju yang kuat secara ekonomi hingga menguatkan perpolitikan, Juga oleh karena pemanfaatan sapinya. Indonesia sebagai Negara agraris, yang perekonomiannya kali ini mengalami pasang-surut, baiknya melirik kembali surah Al-Baqarah ini sebagai solusi / alternatif perekonomian. Dengan beternak, menjadikan pengolahan hutan semakin sehat, mengingat konsumsi sapi hanyalah  rumput serta daun-daun. 

Jika hutan-hutan hanya digunakan untuk kemanfaatan berupa tanaman sawit dan karet, hanyalah untuk mereka yang memiliki modal sangat besar. Dengan beternak sapi, Modal sederhana mampu menguatkan perekonomian hingga ke titik desa sekalipun. Tentunya, Indonesia tidak memerlukan pengatur suhu sebagaimana perusahaan susu yang ada di Australia. Selain itu kotoran dari sapi bisa menjadi gas, bila diolah lagi akan membantu mengepulkan dapur di rumah. Kotoran sapi pun menyuburkan tanaman, tanpa pencemaran asap setiap tahunnya. Mari beternak, majukan perekonomian Tanah Air.

Kontributor : ARBAMEDIA TEAM - Kediri