Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Awal Pendirian Masjid al-Aqsha Yerusalem

Awal Pendirian Masjid al-Aqsha Yerusalem

Setelah diturunkannya ke bumi, Nabi Adam As menuju ketanah haram dan mendirikan Baitullah atas perintah Allah Swt dan thowaf beribadah didalamnya, karenanya dikatakan rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat ibadah manusia adalah baitullah yang berada di Makkah.
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِيْنَ (ال عمران: 9)
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat ibadah) manusia adalah baitullah yang berada di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” ( Ali Imran ayat 9).
al-Quds
Kemudian bagaimana dengan masjid al-Aqsha, disebutkan dalam kitab at-Tijan fi Muluki Hamir karya Ibnu Hisyam, setelah Nabi Adam As membangun Baitullah Allah Swt kembali  mengutusnya untuk menempuh perjalanan menuju yerusalem guna membangun Masjid al-Aqsha dengan diawasi dan diperhatikan oleh malaikat Jibril As hingga selesai dan Nabi Adam As pun beribadah didalamnya.[1]
Adapun jarak waktu antara keduanya disebutkan didalam hadits adalah 40 tahun lamanya.  
عَنْ أَبِى ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَيُّ الْمَسْجِدِ وُضِعَ فِى الأَرْضِ أَوَّلًا ؟ قَالَ : الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ . قَالَ : قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ : الْمَسْجِدُ الأَقْصَى . قُلْتُ : كَمْ كَانَ بَيْنَهُمَا ؟ قَالَ : أَرْبَعُوْنَ سَنَةً ..(البخاري ومسلم)
Dari Abu Dzar al-Ghifari R.A, beliau bertanya kepada Rasulullah tentang Masjid yang pertama kali didirikan? Rasul menjawab: “Masjid al-Haram”, kemudian apa? “Masjid al-Aqsha”. Berapa jarak antara keduanya? “Empat puluh tahun”. (HR. Bukhari-Muslim).
Adanya Hadist tersebut mengindikasikan bahwa antara seorang yang membangun Baitullah dan Masjidil al-Aqsha adalah orang yang sama, karena rentang waktu yang berdekatan, sedangkan Nabi Adam As telah mashur dan mayoritas ulama sebagai pembuat Baitullah di Makkah pertama, ini sekaligus mematahkan pendapat-pendapat lain yang mengatakan bahwa bukanlah Nabi Adam As yang membangun pertama Masjid al-Aqsha melainkan Nabi Ibrahim ataupun Nabi Sulaiman As.[2]
Pada masa Nabi Nuh As kedua bangunan tersebut yakni Baitullah Ka’bah dan Masjid al-Aqsha mengalami kerusakan hebat yang diakibatkan oleh banjir bandang karena adzab Allah Swt pada waktu itu, hingga ribuan tahun setelahnya datanglah Nabi Ibrahim As yang telah diselamatkan oleh Allah Swt dari pembakaran raja namrud waktu itu dari daerah babilonia hijrah menuju tanah yang diberkahi yakni baitul maqdis bersama dengan Nabi Luth As yang masih keluarga Nabi Ibrahim As dari anak keponakanya.
وَنَجَّيْنَاهُ وَلُوطًا إِلَى الأرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا لِلْعَالَمِينَ(الأنبياء: 71)
Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Lut ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya (baitul maqdis) untuk sekalian manusia.(al-Anbiyaa, ayat 71)
Setelah tiba di Baitul Maqdis Nabi Ibrahim As pun membangun kembali apa yang sebelumnya telah dibangun oleh Nabi Adam As. Tembok pondasi yang telah dibangun Nabi Adam ratusan tahun yang lalu, telah hancur dan hanya menyisakan sedikit saja. Silih bergantinya orang yang berkuasa di Baitul Maqdis, membuat masjid suci ini menjadi hancur berantakan. Hingga akhirnya diperbarui kembali oleh Nabi Ibrahim As, beliau pun beribadah didalamnya.
Nabi Ibrahim As Salam tinggal di daerah al-Quds Palestina sedangkan Nabi Luth As tinggal di Sadum wilayah Yordania sekarang. Pada waktu Nabi Ibrahim As datang ke daerah Palestina, daerah tersebut telah didiami bangsa Kan’an yang telah memiliki peradaban yang tinggi khususnya di bidang pertanian dan perdagangan.
Dan perlu ditegaskan bahwasanya Nabi Ibrahim As bukanlah  Yahudi dan bukan pula Nasrani tetapi seorang muslim yang hanif.
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ.(ال عمران: 67)

Artinya : “Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik”. (Ali Imran ayat 67)
Selanjutnya baitul maqdis dikuasi oleh hamba-hamba Allah Saw yang taat dari dzuriyah Nabi Ibrahim As,[3] Nabi Ishak As hingga Nabi Ya’kub As yang hijrah beserta putra-putranya ke Mesir untuk menemui dan tinggal bersama putranya Ismail As hingga akhirnya Nabi Ya’kub As kembali ketanah kelahiranya di al-Quds Palestina.
Dalam kitab Al-Bidayah wa an-Nihayah karangan Ibnu Katsir, disebutkan bahwa suatu malam Nabi Yaqub As melakukan sebuah perjalanan, beliau kelelahan dan tertidur di tempat tersebut seraya menyandarkan kepalanya pada sebuah batu. Beliau pun tertidur pulas, seketika itu pula beliau bermimpi melihat tangga yang memanjang dari langit ke bumi, dan ketika itu pula Malaikat turun dengannya. Setelah itu beliau terbangun dan bergembira, lalu bernazar kepada Allah jika beliau pulang ke keluarganya dalam keadaan selamat, maka beliau dan keluarganya akan membuat sebuah masjid di atas tempat beliau bermimpi itu. Setelah itu, beliau meletakkan sebuah tanda sederhana di tempat beliau bermimpi berupa sebuah batu agar bisa dikenalinya di kemudian hari. Ibnu Katsir berkomentar, “inilah Baitul Maqdis, yang direnovasi Nabi Sulaiman bin Dawud As Inilah tempat batu besar yang dijadikan tanda olehnya setelah bangun dari tidurnya”.
Seperti apakah bentuk masjid al-Aqsha yang telah dibangun tersebut.

Bersambung Bag 2. Masjid al-Aqsha dimasa Nabi Musa As

.

oleh. iqbal


[1]  قال أبو محمد عن أنس عن أبي إدريس عن وهب قال: حبلت حواء وآدم بمكة يبتني فولدت شيئاً وعناقاً في كل بطن غلاماً وجارية وكانت حواء تحمل في كل عام فتلد في كل بطن غلاماً وجارية فنزل جبريل على آدم فأمره أن يزوج الغلام من البطن الأول الجارية من البطن الآخر ويزوج أيضاً الغلام من البطن الأخير الجارية من البطن الأول ثم أمر الله تعالى آدم بالسير إلى البلد المقدس فأراه جبريل كيف يبني بيت المقدس فبنى بيت المقدس ونسك فيه(التجان في ملوك حصير، ص.21-22) 
[2] إلى أن ابن الجوزي ذكر في قول النبي صلى الله عليه وسلم" أربعون سنة " إشكالاً لأن إبراهيم  عليه السلام بنى المسجد الحرام وسليمان بنى بيت المقدس وبينهما أكثر من ألف سنة، ثم أجاب ابن الجوزي عن هذا الإشكال بقوله: إن الإشارة إلى أول البناء ووضع أساس المسجد، وليس إبراهيم عليه السلام أول من بنى الكعبة، ولا سليمان أول من بنى بيت المقدس، ثم قال ابن الجوزي : " فقد روينا أن أول من بنى الكعبة آدم، ثم انتشر ولده في الأرض، فجائز أن يكون بعضهم قد وضع بيت المقدس، ثم بنى إبراهيم عليه السلام الكعبة بنص القرآن، وكذا قال القرطبي: إن الحديث لا يدل على أن إبراهيم وسليمان لما بنيا المسجدين ابتدأ وضعهما لهما، بل ذلك تجديد لما كان أسسه غيرهما. (ابن حجر في فتح الباري ج6 ص407)
[3] في عهد يعقوب بن اسحق عليهما السلام أعيد بناء المسجد بعد أن هرم بناء إبراهيم عليه السلام) ابن كثير في البداية والنهاية ج1 ص184(