HUKUM NIAT PUASA ROMADHON SATU BULAN PENUH
.
Mas Ahmad adalah seorang
santri yang sedang pulang liburan bulan puasa, sudah menjadi kebiasaan di
desanya kalau ada santri yang pulang pasti menjadi tempat bertanya masalah
agama, entah tanya beneran atau sekedar mengetes, tp itulah yg terjadi. singkat
kata Mas Ahmad ditanya oleh tetangganya perihal niat puasa Romadhon.
Penanya
:
|
bagaimana hukum puasanya orang yang telah niat puasa Romadhon
sebulan penuh(dijamak niatnya) diawal malam bulan Romadhon,? apakakah hari
selanjutnya tidak perlu niat puasa lagi ??
|
Mas Ahmad pun menjawab
dengan gaya ala peserta bahshul masail.
|
|
Mas Ahmad :
|
Adapun hukum puasanya seseorang yang niat puasa sebulan penuh
(dijamak bahasa santrinya) pada malam awal Romadhon untuk puasa di hari-hari
setelah hari pertama adalah khilaf
antar madzhab atau ulama madzhab berbeda pendapat; (1)
1.menurut madzhab syafi'iyah niat puasa untuk sebulan penuh
tersebut chanya cukup untuk puasa satu hari yang pertama saja. sehingga
wajib niat kembali dihari-hari
selanjutnya, jika tidak maka tidak sah puasanya di hari-hari selanjutnya
tersebut yang tanpa niat, kecuali puasa romadlon hari pertamanya saja.
2.sedangkan menurut imam Malik niat puasa romadlon untuk sebulan
penuh sdah mencukupi, sehingga untuk hari-hari berikutnya tidak wajib niat
kembali, yang artinya jika tidak niatpun sudah sah karena niatnya sudah
sebulan penuh pada malam hari pertama awal puasa Romadlon tersebut. [ Fathul
Mu'in 55, Hasyiya qulyubi wa 'umairoh 2/67, Al majmu' syarah muhadzab 6/303,
Hasyiyah al bajuri 1/288,].
Adapun niat puasa sebulan penuh (dijamak bahasa santrinya) pada
malam awal puasa romadhon itu sendiri hukumya sunah menurut madzhab Syafi'i,
dengan maksud mengambil kemanfaatan bertaqlid pada pendapat Imam Malik. (2)
|
Oleh. Pengurus Diniyiah ASA
(1)
فلو نوى ليلة اول رمضان صوم جميعه لم يكف لغير اليوم الاول ، لكن ينبغى
له ذلك ليحصل له صوم اليوم الذى نسي النية فبه عند مالك كما يسن له ان ينوى اول اليوم
الذى نسيها فيه ليحصل له صومه عند ابى حنيفة و واضح ان محله ان قلد و الا كان متلبسا
بعبادة فاسدة فى اعتقاده و هو حرام
Apabila seseorang berniat pada awal malam bulan Ramadhan untuk
melakukan puasa keseluruhannya ( 1 bulan full ) maka menurut Madzhab Syafii hal
tersebut tidak cukup. Kewajiban niat harus dilakukan pada setiap malamnya.
namun madzhab Maliki menyarankan untuk melakukan niat jamak puasa 1 bulan full
pada awal malam bulan Ramadhan hal ini untuk menjaga puasa yang lupa tidak
diniati, seperti halnya disunahkan niat puasa permulaan hari oleh Madzhab
Hanafi bagi seseorang yg lupa niat supaya terhitung puasanya, namun hal
tersebut harus dimengerti taqlid dengan madzhab Maliki dan Hanafi supaya tidak
terjadi kerancuan beribadah.
(2)
.قولُهُ : ( التَّبْيِيتُ ) أَيْ كُلَّ لَيْلَةٍ عِنْدَنَا كَالْحَنَابِلَةِ
وَالْحَنَفِيَّةِ وَإِنْ اكْتَفَى الْحَنَفِيَّةُ بِالنِّيَّةِ نَهَارًا لِأَنَّ كُلَّ
يَوْمٍ عِبَادَةٌ مُسْتَقِلَّةٌ وَلِذَلِكَ تَعَدَّدَتْ الْكَفَّارَةُ بِالْوَطْءِ
فِي كُلِّ يَوْمٍ مِنْهُ ، وَيُنْدَبُ أَنْ يَنْوِيَ أَوَّلَ لَيْلَةٍ صَوْمَ شَهْرِ
رَمَضَانَ أَوْ صَوْمَ رَمَضَانَ كُلَّهُ لِيَنْفَعَهُ تَقْلِيدُ الْإِمَامِ مَالِكٍ
فِي يَوْمٍ نَسِيَ النِّيَّةَ فِيهِ مَثَلًا لِأَنَّهَا عِنْدَهُ تَكْفِي لِجَمِيعِ
الشَّهْرِ ، وَعِنْدَنَا لِلَّيْلَةِ الْأُولَى فَقَطْ .
(Keterangan niat di malam hari) artinya pada setiap malam dibulan
Ramadhan menurut kalangan Kami (Syafi’iyyah) seperti pendapat kalangan
Hanabilah dan Hanafiyyah hanya saja dikalangan Hanafiyyah menganggap cukup bila
niatnya dikerjakan pada siang hari.
Sebab setiap hari pada bulan Ramadhan adalah ibadah tersendiri
karenanya diwajibkan membayar banyak kaffaarat (denda pelanggaran) sebab
senggama disiang hari disetiap hari-hari ramadhan namun disunahkan dimalam
pertama pada bulan ramadhan niat berpuasa sebulan penuh untuk mengambil
kemanfaatan bertaqlid pada pendapat Imam Malik yang menganggap niat tersebut
mencukupi bila lupa niat pada malam-malam berikutnya disemua malam ramadhan dan
bagi kami (Syafi’iyyah) niat yang demikian hanya mencukupi pada malam pertama
saja. [ Hasyiyah al-Qolyuby V/365 ].