Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Satu Abad Pesantren Denanyar Diperingati di PBNU

image : nu.or.id
Peringatan 1 Abad Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang, Jawa Timur, dan bedah buku biografi Almaghfurlah KH Bisri Syansuri (1887-1980) digelar di aula gedung PBNU lt 8, Ahad (26/10).

Hadir dalam acara tersebut tokoh senior NU KH Chalid Mawardi, keluarga besar KH Bisri Syansuri, antara lain Pengasuh Pesantren Denanyar Nyai Hj Nadhiroh Shohib dan Ketua Yayasan Pesantren Denanyar Nyai Hj Hamidah, serta para aktivis NU dari berbagai instansi. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Ketua PP ISNU Ali Masykur Musa juga tampak hadir.

Dalam sambutannya, Kiai Said menyebut KH Bisri Syansuri yang juga salah satu pendiri NU sangat dikenal sebagai ulama yang keukeuh memegang fiqih. Meski demikian, pola hubungan kemasyarakatannya tidak kaku. “Itulah hebatnya kiai NU. Jadi, ulama Timur Tengah perlu belajar ke Indonesia terkait masalah ini,” ujar Kiai Said.

Atas nama alumni IKAPPMAM di Jakarta, Muhaimin Iskandar mengatakan KH Bisri Syansuri adalah mbah buyut dari garis ibunya. “Saya menyebut beliau adalah mbah buyut, mbahnya ibu saya. Beliau melahirkan kelompok kajian Tasywirul Afkar sementara KH Wahab Hasbullah melalui Nahdlatut Tujjar.

Akhirnya, lanjut Cak Imin, dua gerakan itu kemudian melahirkan NU. NU inilah yang sampai hari ini bukan hanya sebagai pilar kehidupan NKRI tetapi juga menjadi gerakan keagamaan yang mengakar sekaligus gerakan sosial yang membumi.

Di akhir sambutan, Cak Imin mengucapkan selamat kepada seluruh alumni atas penyelenggaraan acara tersebut. “Kita persembahkan 1 Abad Pesantren Denanyar kepada PBNU,” ujarnya yang langsung disambut aplaus panjang hadirin.

Usai membuka secara resmi peluncuran 1 Abad Pesantren Denanyar, KH Said Aqil Siroj diberi kehormatan untuk melakukan pemotongan tumpeng yang diberikan kepada Nyai Hj Nadhiroh Shohib. Acara kemudian dilanjutkan bedah buku biografi Almaghurlah KH Bisri Syansuri dengan moderator Abdul Halim Iskandar, adik kandung Abdul Muhaimin Iskandar. Tiga orang narasumber didaulat sebagai pembedah: KH Chalid Mawardi, Hj Lily Chadijah Wahid, dan Zainul Milal Bizawi.( nu.or.id )