Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

HISTORIS HARI TARWIYAH, AROFAH dan NAHR DIBULAN DZUL HIJJAH

Sewaktu Nabi Ibrahim AS mendapatkan wahyu untuk hijrah menuju Baitul Maqqodas Pelestina sedikit ada rasa gundah dalam hatinya dengan terus bertambahnya umur namun belum juga dikaruniai ketururan yang akan meneruskan dakwah, karenanya sesampai di Baitul Maqqodas berdo’alah Ia dengan sungguh-sunggug kepada Allah Swt:
 رَبِّ هَبْ لِى مِنَ الصَّـالِحِينَ
Wahai Tuhanku, Kurniakanlah kepadaku anak keturunan yang terhitung dari orang-orang yang sholeh.(Qs. Ash-shoffat,100)

Do’a Nabi Ibrahim As diwujudkan oleh Allah Swt dengan lahirnya putra beliau bernama Ismail yang mempunyai sifat halim murah hati, penyantun dan penyabar(1). Namun belum lama kebahagian Nabi Ibrahim As dengan adanya putra beliau  yang sudah mulai tumbuh dewasa (2) beliau diingatkan lewat mimpi atas sebuah nazar yang pernah  diucapankannya, yakni sewaktu Nabi Ibrahim AS pernah mengorbakan 1000 ekor kambing, 300 ekor lembu dan 100 ekor unta yang membuat masyarakat bahkan para malaikat amat kagum dengan perbuatannya, Hinggalah beliau berkata, "Semua yang menjadi qurbanku itu belumlah menjadi apa-apa bagiku. Demi Allah, kalau aku mempunyai anak lelaki, tentu aku akan persembahkan juga di jalan Allah dan aku korbankan dia untuk Allah SWT." 

Ibnu Abbas Ra berkata(3): "Ketika pada malam tanggal 8 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim As tidur dan bermimpi ada yang berkata: "Hai Ibrahim, tunaikanlah nazarmu!". Maka keesokan harinya Nabi Ibraom As berfirkir tentang mimpiya tersebut, apakah mimpinya itu dari Allah atau dari syaitan?. Adapun "Berfikir" dalam bahasa Arab disebut "Tarawwana" (kata kerja), sedangkan kata bendanya disebut "Tarwiyah", oleh karnanya hari itu 8 Zulhijjah disebut dengan hari Tarwiyah.
Pada malam selanjutnya, Nabi Ibrahim As bermimpi untuk kali keduanya dengan ihwal yang sama, maka pada esok harinya tanggal 9 Dzulhijjah, dia mulai mengerti  bahwa mimpi tersebut berasal dari Allah Swt. Adapun “Mengerti” dalam bahasa Arab diebut "Arafa" (kata kerja), sedangkan kata bendanya\ adalah "Arafah". Oleh sebab itu hari 9 Dzulhijjah dinamakan hari Arafah, dan tempat  peristiwa tersebut juga dinamakan  tanah Arafaat. 
Kemudian dimalam ketiganya, Nabi Ibrahim As kembali bermimpi  hal yang sama. Maka yakinlah Nabi Ibrahim As akan mimpinya atas perintah untuk melaksanakan nazar yang pernah diucapakanya, yaitu menyebelih putra tercintaya. Maka esok harinya bertempat di Mina, berkatalah Nabi Ibrahim As kepada puteranya Nabi Ismail As:
Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!"(4)
Nabi Ismail As menjawab:
Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan Allah Swt kepada engkau bapaku insyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."(5)

Mendengar kata-kata puteranya itu, Nabi Ibrahim As menyadari bahawa permohonannya kepada Allah Swt benar-benar dikabulkan mempunyai kpeturunan yang sholih yang ada pada diri Nabi Ismail As. Memuji dan bersyukur kepada Allah Swt dengan sebanyak-banyaknya di ucapkannya kemudian.
Lalu ketika keduanya telah berserah diri, Nabi Ibrahim As membaringkan putranya diatas pelipisnya, untuk melaksanakan perintah Allah. Lalu datanglahlah wahyu:

وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (105) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاءُ الْمُبِينُ (106) وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (107) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الآخِرِينَ (108) سَلامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ (109) كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (110) إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ(111)

Artinya: Lalu Kami panggil dia, "Wahai Ibrahim sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu, Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.(105) Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.(106) Dan Kami tebus anak tersebut dengan seekor sembelihan yang besar.(107) Dan Kami abadikan untuk Ibrahim pujian di kalangan orang-orang yang datang kemudian(108) "Salam sejahtera bagi Ibrahim."(109)Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.(10) Sungguh, dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman(111) (Qs. Ash-Shoffat).

Adapun menyembelih  bahasa arabnya "Nahara" kata kerja, dan kata bendanya "Nahrun", maka hari itu disebut Nari Nahar(6). Dan hari Nahar itulah Iblis tidak henti-henti berusaha menggagalkan usaha Nabi Ibrahim As menjalankan perintah Allah Swt, hingga tiga kali Iblis mendapat lemparan batum keadaan tersebut diabadikan dalam bentuk melontar  jamrah di dalam ibadah haji.

Oleh. iqbal

_____________________________________
[1]   فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلامٍ حَلِيمٍ (الصفات، 101)
[2]  فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعىَ (الصفات، 102)
artinya Maka ketika anaknya itu sampai ke peringkat umur yang membolehkan dia- berusaha bersama-sama dengannya.  ulama tafsir mengatakan 7 tahun, ada juga yang mengatakan 13 tahun
[3]  قال ابن عباس رضي الله تعالى عنهما : لما كانت ليلة التروية ونام, رأى في المنام من يقول: يا إبراهيم أوف بنذرك, فلما أصبح أخذ يتر وى: أي يتفكر أهو من الله أم من الشيطان؟ فلذا سمى يوم التروية, فلما أمسى رأى ثانيا في المنام, فلما أصبح عرف أنه من الله, ولذا سمى ذلك اليوم يوم عرفة, واسم ذلك المكان عرفات, ثم رأى في الليلة الثالثة مثله, فهم بنحره, ولذا سمى يوم النحر
[4]  Durottn Nasihin hal. 179 juga sama dengan pedapatnya Imam Ibnu qodamah dalam Al-Mughni juz 3 hal. 249, walaupn banyak pendapat lain tentang seperti dalam Hasyiyah al-Bujairami ala al-Manhaj juz 6 hal 137 Hari Tarwiyah adalah hari ke-8 bulan Dzulhijjah. Disebut tarwiyah karena pada waktu itu air sangat melimpah. Sedangkan hari ke-9 Dzulhijjah dinamakan Hari Arafah, karena pada hari itu diwajibkan bagi jamaah haji untuk wukuf di Arafah. Jika dilanjutkan, hari ke-10 Dzulhijjah dinamakan Hari Nahr atau Hari Qurban, hari ke-11 disebut Hari Maqarr (menetap di Mina), hari ke-12 Nafar Awal, dan hari ke-13 Nafar Tsani. Juga pendapat di fatul mu’in yang mengatakan nama “Arafah” karena disitulah Nabi Adam dan Siti Hawa “ta’arafa”saling mengenal dan pendapat lainya.
 [5] قَالَ يابُنَيَّ إِنِّيْ أَرى فِى الْمَنَامِ أَنِّيْ أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرى ) فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعىَ , (الصفات، 102(
 [6]  قَالَ ياأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِيْ إِنْ شَاءَ اللّهُ مِنَ الصّابرين ) فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعىَ , (الصفات، 102(