Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tausiyah K.H. Imam Haromain: Sang Pembawa Obor Penerang

Bismillah. Alhamdulillah.
Madrasah yang unggul dan ideal, bisa dimulai dari lingkungan yang bersih. Sebab kebersihan dapat menjadi pertanda dari kedisiplinan, religiusitas, kesungguhan dan juga kedamaian. Sebuah pepatah Arab mengatakan, bahwa kebersihan itu sebagian dari iman. Ungkapan itu diinspirasi oleh Hadist: “Kesucian merupakan bagian dari iman.”
Dari ruang belajar yang tampak menawan, tentulah akan mudah memotivasi peserta didik untuk menggapai kecerdasan. Dari lingkungan yang bersih, akan membuat mereka merasa nyaman dan merasa betah di dalamnya. Kondisi yang bersih memikat, tentulah akan pula mendorong untuk bersenantiasa dalam kondisi bersih pula. Dan dari ruang belajar yang bersih, lingkungan yang bersih, serta kondisi jiwa yang bersih, akan sangat mempermudah para siswa untuk menggapai kecemerlangan pikiran.
Tapi bagi madrasah, kecemerlangan pikiran saja kiranya tak cukup. Sebab disamping unggul secara pemikiran, generasi madrasah haruslah unggul pula secara skill, mental dan spiritual. Itulah sebabnya penguatan aqidah dan pembetukan akhlaqul karimah, adalah merupakan suatu keniscayaan yang tak bisa diabaikan. Dengan aqidah yang kuat, mereka akan senantiasa berhubungan dengan Allah Sang Penciptanya. Dan dengan aklak yang mulia, mereka akan gemar menabur kedamaian dan kasih sayang terhadap sesama. Maka dengan itulah, peserta didik kita akan dapat menampik segala tindak asusila, segala bentuk amoral dan segala bentuk asosial.

Itulah sebabnya, dari seluruh kurikulum kecerdasan yang dicanangkan, dari seluruh skill-keterampilan yang diprogramkan, hendaknya mengacu pada pembentukan aqidah-tauhid dan akhlaqul karimah. Sebab kepandaian dan keterampilan yang dikawal dengan akhlaqul karimah, adalah merupakan target ideal dari lembaga pendidikan madrasah.
Maka lahirnya sosok pemimpin bangsa yang ideal, harus sanggup dilahirkan oleh madrasah. Dan untuk melahirkan sosok pemimpin semacam itu, tidak bisa tidak madrasah haruslah terus berbenah. Baik pembenahan secara fisik maupun non-fisik. Dari segi fisik, madrasah haruslah tampak bersih: kondisi bangunan yang menawan, ruang belajar yang memadai, serta lingkungan yang asri. Dan secara non-fisik, peserta didik madrasah haruslah memiliki intelektual yang luas wawasannya (IQ), mentalitas yang kuat (EQ), dan spiritualitas yang dalam (SQ).
Sebab dari sanalah akan lahir generasi yang diidamkan tersebut, ibarat busur, madrasah harus sanggup melesatkan mata anak panah siswa-siswinya menuju sasaran masa depan yang dibidiknya. Rasulullah SAW pernah bersabda: ”Bekalilah anak-anakmu dengan ilmu. Sebab merka akan hidup pada sebuah zaman yang sangat berlainan dengan zaman kalian.”
Mengaji - Bekalilah anak-anakmu dengan ilmu
Dan dalam sabdanya yang lain beliau menyerukan; bahwa ketika kesadaran akal anak mulai berkembang, agar segera diajari al-Qur’an. Alhasil, apapun program yang kita canangkan buat mereka, haruslah selalu dilandasi dengan petunjuk dan nilai-nilai al-Qur’an. Sehingga dari generasi ideal yang dalam jiwanya tumbuh nilai-nilai al-Qur’an inilah, kelak mereka akan sanggup tampil sebagai pemimpin yang membawa obor penerang, menabur kesejahteraan dan menebar kedamaian. Sebab dengan itulah, dirinya akan sanggup membawa bangsanya menuju sebuah kehidupan yang gemilang.
Bagaimanapun juga, agar para siswa-siswi kita memiliki filter penyaring dari kecenderungan yang buruk, modal kedirian mereka yang sangat potensial haruslah dihidupkan. Dengan potensi internal kedirian itulah, generasi qur’ani akan melakukan pembaharuan terhadap dirinya masing-masing. Dengan kebangkitan diri itulah, maka setiap benih keburukan yang menyembul dari jiwanya akan dapat ditepisnya. Sebab jika tak demikian, maka nafsu yang cenderung bengkok itu akan sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan yang tak kondusif.
Rasulullah SAW bersabda: ”Sesungguhnya setiap bayi itu lahir dalam kondisi fitrah. Maka akan tergantung orang tuanyalah, apakah kelak dia akan tumbuh menjadi generasi Yahudi, Majusi ataukah Nasrani.” Menurut Sayyidina Ali Karamallahu wajha, orang tua itu ada tiga: orang yang melahirkanmu (orang tua kandung), orang yang menikahkanmu (mertua), dan orang yang mengajarkan ilmu padamu (guru).
Oleh karenanya, madrasah hendaknya benar-benar dapat memenej dirinya. Dengan demikian, maka insan-insan yang lahir dari madrasah akan senantiasa menjadi generasi yang bersih dan sehat. Di sisi lain, madrasah haruslah sanggup membenahi internal para peserta didiknya terlebih dahulu. Sebab pengaruh eksternal masih sangatlah dominan. Sehingga jika mereka tak memiliki ketangguhan, tentu saja akan karam diterpa dahsyatnya ombak kehidupan. Maka betapa pentingnya aqidah, akhlak, norma tata kehidupan, etika pergaulan dan perbaikan-perbaikan sosial buat insan-insan madrasah.

Wallahu a’lam bish-shawab!

 *) Tausiyah Islam ini ditulis oleh K.H. Imam Haromain, M.Si., Pengasuh Asrama Sunan Ampel Putra Pon. Pes. Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang.
Gambar diambil dari flickr.com.