Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rahasia-rahasia Hidup Yang Ada Dalam Surah Yasin

image: blog.ihvan.com.tr
Al-Qur’an adalah pedoman umat manusia di seluruh dunia. Seluruh pengetahuan berada di dalamnya. Seringkali kita mendengarkan buku itu adalah jendela dunia, Namun kita lupa umat Islam di dunia bernaung dalam rumahnya pengetahuan yakni Al-Qur’an. Dan yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah benar-benar Al-Qur’an telah menjadi pedoman bagi kita semua?, Ataukah hanya sekedar menjadi barang pajangan yang berdebu di rumah-rumah? …

Hari jumat adalah hari yang sakral bagi umat muslim, hari berkumpulnya laki-laki dalam sebuah majelis melaksanakan shalat jumat berjamaah, pada malam harinya dalam menyambut hari Jumat disunnahkan untuk membaca Surah Yasin, sebab ada banyak keutamaan di dalamnya. Bacaan Yasin di setiap malam jumat ini harus menjadi renungan bersama, telah beberapa tahun lamanya kita membacanya, namun tanpa ada perubahan moral yang signifikan. Seolah Al-Qur’an hanya sekedar bacaan yang indah, padahal Al-Qur’an bukanlah ayat yang sekedar untuk memperindah telinga saja. Ia datang sebagai petunjuk, Yasin ayat 69 “dan kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad), bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang jelas”.

‘’Yaasiin, hanya Tuhan yang tahu apa makna dari ayat tersebut. Hanya Tuhan, keperkasaan Tuhan dari setiap ayat-ayatnya terus saja menghadirkan tanda tanya. Saat Tuhan mengatakan hanya Dia yang tahu, maka manusia memang tidak memiliki kuasa untuk mengetahuinya. Adapun bila mengetahui, tidak lain hanyalah sedikit. Dari bacaan pertama ini siapapun yang membaca Yasin bila memahami maknanya, meskinya terjerembab dan melahirkan kesadaran diri untuk mengadakan pengkajian, dan terus mengkaji makna-makna apa yang terkandung dalamnya.

Ayat kedua, Wal quraanil hakiim: Demi Al-Qur’an yang penuh hikmah. Terdapat kecintaan di setiap kata “demi”, sebagai contoh “demi kekasihku”, maka apapun yang akan kita lakukan asalkan kekasih mendapatkan kebahagiaan. Demi anakku akan aku lakukan apapun itu. Tuhan menyampaikan kecintaannya terhadap Al-Qur’an, dengan kata “demi Al-Qur’an”, karena Tuhan cinta, mencintai ciptaannya mencintai karyanya. Hal ini bisa dinisbahkan kepada seorang pelukis yang mencintai karya lukisannya, seorang penulis yang mencintai karangannya, Dan seorang arsitektur kapal yang mencintai karangan kapalnya. Demi Al-Qur’an.

Dalam kaidah bahasa Arab, Wawu yang berarti demi ini adalah Wawu al-Qasam (wawu sumpah), Tuhan bersumpah demi pengetahuannya yang tiada terbatas. Tuhan bersumpah karena mencintai Al-Qur’an. Demi Al-Qur’an, karena Tuhan dekat dengan Al-Qur’an. Dekat berarti lekat, karena lekat itulah Tuhan pun mencintainya. Sementara bila ingin dicintai oleh Tuhan, maka kita harus senantiasa dekat kepada-Nya. Hingga Tuhan berfirman “demi hamba-hambaku” yang senantiasa cinta kepadaku. Ayat ini mengokohkan gelar Tuhan yang “ar-rahman-ar-rahim”, Maha pengasih lagi Maha Penyayang. 

Demi Al-Qur’an yang dipenuhi Hikmah. Apakah Hikmah yang dimaksud dalam Al-Qur’an?, Tentunya kita akan menjawabnya ada banyak hikmah di dalamnya, namun pemahaman kita terseok akan hal itu. Al-Qur’an dipenuhi hikmah, hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya bersifat rahasia. Al-Qur’an dipenuhi rahasia-rahasia, diperlukan tekad untuk mengkaji rahasia yang berada di setiap ayatnya. Senada dengan ayat yang paling pertama kali diturunkan yaitu Al-alaq ayat satu yang berbunyi Iqra: Bacalah. Kita diperintahkan untuk membaca agar dapat mengungkap rahasia-rahasia Al-Qur’an.

Membaca untuk dipahami, Karena bahasa yang digunakan Al-Qur’an adalah bahasa Arab, sementara bahasa kita adalah bahasa Indonesia. Di zaman ini telah banyak Ulama, dan mereka menterjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa Indonesia, agar kita memahami apa yang kita baca. Ada baiknya setelah membaca Al-Qur’an, kita harus mengikutinya dengan membaca artinya. Agar hati kita tergetar dan iman kita bertambah.

Ayat ke tiga “Sungguh engkau (Muhammad) adalah seorang dari Rasul-rasul”. Sungguh adalah kalimat penekanan akan Muhammad sebagai pembawa berita gembira kepada umat yang hatinya terbuka. Yang mana hatinya tidak tersimpan rasa benci dan dengki, Dan hatinya mau menerima kebenaran. Dan sungguh azab Allah jika terjadi pengingkaran kepadaNya. Namun, jalan yang dijalani Muhammad bukanlah jalan yang mudah. Muhammad diludahi, Muhammad berhadapan dengan pasukan kafir Qurays, Muhammad terusir dari Mekkah beberapa kali. Muhammad melakukan perang bahkan sampai-sampai terluka karena perang. Muhammad seorang dari Rasul-Rasul. Sementara jika kita mengulik akan perjalan Rasul-rasul, sama sekali tidak ada Rasul yang “bahagia” di dunia ini, mereka meriwayatkan dirinya dengan perjuangan dengan penuh pengorbanan jiwa dan raga.

Demikian pula Muhammad sebagai suri tauladan umat manusia, sangatlah tidak patut untuk kita berleha-leha melewatkan waktu begitu saja tanpa perjuangan. Saat ini kita bermusuhan dengan kebodohan, kita enggan untuk bergerak karena kita tidak tahu bergerak untuk apa?. Kita enggan untuk berjuang, karena kita tidak tahu memperjuangkan apa?. Dan bagaimana Muhammad berjuang, menanam akhlakul karimah, menciptakan kedamaian, mengajari sahabat-sahabatnya dengan pengetahuan. Manusia adalah Khalifah fil ard: pemimpin di muka bumi, sementara Muhammad SAW adalah contohnya, jalan yang dipenuhi dengan perjuangan.
Al-Qur’an adalah pedoman, atau buku petunjuk. Petunjuk haruslah dipahami, agar hati orang yang beriman tergetar tatkala mendengarkan bacaan Al-Qur’an.

Kontributor : ARBAMEDIA TEAM - Kediri